Mahfudz Siddiq Ketua Komisi I DPR RI menilai, tidak ada substansi yang benar-benar baru dalam pertemuan Jokowi presiden RI dengan Presiden Tiongkok,dan para pengusaha di Beijing, Minggu (9/11/2014).
“Undangan investasi dan kerjasama yang saling menguntungkan dengan China itu sudah lama berproses,” ujar Mahfudz di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (11/11/2014).
Menurut Mahfudz, sebenarnya yang harus dilakukan Jokowi adalah bagamana menutup defisit neraca perdagangan Indonesia dengan China, serta bagaimana meningkatkan kualitas iklim investasi di berbagai aspek dalam waktu cepat.
Sementara soal poros maritim, kata Mahfudz, tantangan besarnya bagaimana merevitalisasi pelabuhan laut, sistem pengelolaan dan kontrol terhadap jalur lalu-lintas laut. Termasuk bagaimana Indonesia bisa menggeser Singapura yang sudah mapan sebagai negara transit arus barang.
“Ini yang harus diperjelas karena capaian ini akan jadi keunggulan komparatis Indonesia di ASEAN dan kerjasama ekonomi-perdagangan kawasan lainnya,” paparnya.
Sebelumnya, Joko Widodo Presiden saat bertemu dengan kelompok pengusaha Indonesia dan China di Beijing mengemukakan sejumlah hal terkait arah pembangunan ekonomi yang ingin dicapainya.
Dalam gagasan Jokowinomic ini, terlihat jelas keinginan membangun kerja sama saling menguntungkan dengan negara-negara sahabat, yang tidak hanya menguntungkan pengusaha, tetapi juga menguntungkan rakyat.
Jokowi juga membicarakan tentang rencana pembangunan infrastruktur di Indonesia, seperti jalan kereta api yang akan dibangun di pulau-pulau besar lain di luar Pulau Jawa. Juga pembangunan bandara dan pelabuhan-pelabuhan baru yang memiliki spesifikasi teknis memadai untuk menunjang ekspor dan impor.
Disinggung pula soal kualitas produk yang harusnya baik. Jokowi mengatakan, ada banyak produk Cina yang baik, namun tak sedikit juga produk Cina yang kurang baik dikirim ke Indonesia dengan harga produk yang baik.
Ke depan, kata Jokowi Indonesia ingin agar transportasi untuk logistik dan orang itu lebih murah, karena itu perlu membangun jalur rel kereta api tidak hanya di Pulau Jawa tetapi juga di Sumatera, di pulau Kalimantan, di pulau Sulawesi dan di Papua.
“Oleh sebab itu kita membutuhkan investasi yang besar di dalam membangun jalur kereta api. Inilah kesempatan Bapak-Ibu semuanya untuk masuk ke investasi ini,” tegasnya.
Jokowi pun menyadari adanya problem besar yang harus di selesaikan dalam penataan dan perbaikan pelajaran, agar izin-izin di gabungkan dalam sebuah kantor one stop service, yang kita harapkan nanti semua kementerian baik PLN, kantor ESDM yang urusan-urusan yang berkaitan dengan investasi berada dalam satu gedung, dalam satu ruangan. Sehingga mengurus izin itu gampang, tidak bertahun-tahun seperti yang terjadi sekarang.(faz/ipg)
Teks Foto:
– Joko Widodo
Foto: Dok. suarasurabaya.net